LENSAPRIANGAN.COM – Deburan ombak Pantai Batukaras menjadi latar irama yang berpadu selaras dengan gemulai gerak penari-penari muda dari Niscala Art Studio.
Di atas panggung Amphiteater Batukaras yang baru diresmikan akhir 2024 lalu, seni dan alam saling menyapa dalam pagelaran tari bertajuk Parigel 2025.
Parigel ini merupakan sebuah pergelaran tari yang tidak sekadar menampilkan keindahan koreografi, tapi juga menggugah rasa cinta akan kekayaan budaya Priangan Timur.
Digelar bertepatan dengan masa liburan sekolah, acara ini menjadi momen spesial bagi para penari muda sekaligus wisatawan yang tengah menikmati suasana pantai.
Tidak kurang dari 33 penari tampil dengan penuh semangat, mempersembahkan ragam tarian tradisional dan kreasi baru dari tanah Priangan Timur sebuah wilayah yang kaya akan budaya dan sejarah seni pertunjukan.
Ketua Pelaksana sekaligus Pembina Niscala Art Studio, Rizal Al Faruk, menyebut, bahwa panggung ini menjadi wadah penting bagi anak-anak didiknya untuk menambah pengalaman tampil di hadapan publik.
“Kami ingin liburan sekolah ini tak hanya menjadi waktu bersantai, tapi juga waktu yang produktif. Penampilan ini tidak hanya sebagai bagian dari evaluasi tengah semester, tapi juga sebagai ruang edukatif mengenalkan seni tari lokal kepada wisatawan,” katanya, Minggu (6/7/2025).
Antusiasme pun tak hanya datang dari para peserta. Devi, satu wisatawan asal Bandung yang tengah berlibur bersama keluarganya, mengaku terkesan.
“Pertunjukannya sangat menarik. Anak-anak tampil begitu kreatif. Liburan ke Batukaras jadi terasa lebih lengkap, tidak hanya pantai, tapi kita juga bisa menikmati seni budayanya,” ucap Devi.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pangandaran, Nana Sukarna, menyebut, keberadaan Amphiteater Batukaras memang dirancang untuk menjadi panggung seni budaya terbuka yang menghadirkan pengalaman wisata lebih lengkap.
“Kami harap, kegiatan seperti ini bisa rutin diadakan. Ini selaras dengan visi kami menjadikan Batukaras sebagai destinasi wisata budaya yang khas dan berkarakter,” harapannya.
Kolaborasi dalam penyelenggaraan ini juga melibatkan Jaswita Jabar, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang pariwisata Jawa Barat.
Kepala Departemen Jaswita Jabar, Dani Ramdhani, menyampaikan bahwa pihaknya ingin kegiatan semacam ini tidak hanya memperkaya wisata secara estetika, tapi juga membawa efek ekonomi positif bagi masyarakat setempat.
“Kami ingin menciptakan multiplier effect. Ketika ada kegiatan seni dan budaya yang menarik, maka kunjungan wisata meningkat, transaksi ekonomi di sekitar destinasi juga tumbuh,” ungkapnya. ***