Menu

Mode Gelap
Tari Parigel 2025 di Pantai Batu Karas Pangandaran Kenalkan Wisata dengan Budaya Priangan Timur Klarifikasi Puskesmas Pangandaran soal Diugaan Tidak Melayani Seorang Balita Deretan Event Seru di Pangandaran Bulan Juni Juli 2025 Kecelakaan Lalu Lintas di Pangandaran, Motor Ninja Tabrak Honda Astrea yang Hendak Nyebrang Saat Barang Langka, Harga Kelapa Tua di Pangandaran Melesat 419 Calon Haji Asal Pangandaran Telah Diberangkatkan

Daerah

Menderita penyakit Hirschsprung Disease, Bocah di Pangandaran Butuh Uluran Tangan 

badge-check


					Menderita penyakit Hirschsprung Disease, Bocah di Pangandaran Butuh Uluran Tangan  Perbesar

Pangandaran,LENSAPRIANGAN.COM -Seorang bocah bernama Zaki (10) di Pangandaran menderita penyakit hirschsprung disease. Karena penyakitnya itu, perut Zaki membesar dan harus menjalani operasi.

Reni, orang tua Zaki mengaku kesulitan dalam biaya pengobatan. Mengingat dirinya mempunyai tiga anak sementara sang suami tidak bekerja beberapa bulan terakhir.

 

Zaki merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, anak pertama duduk di bangku SMK sedangkan anak yang bontot masih berusia 3 tahun.

Karena itu, ia merasa kesulitan mencari biaya pengobatan. Terlebih dalam satu pekan dirinya harus bolak kontrol ke rumah sakit Margono Jawa Tengah.

 

Dalam satu kali kontrol saja, ia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 800 ribu. Biaya tersebut untuk ongkos sewa mobil dan sopir.

“Satu kali kontrol biayanya sekitar Rp 800 ribu. Sedangkan satu minggu harus dua kali kontrol. Duit dari mana? Suami sudah 2 bulan nganggur,” ucap Reni saat ditemui di kediamannya di RT 07/03 dusun Balater, Desa Sindangwangi, kecamatan Padaherang, Kabupaten Jawa Barat Rabu, (8/1/2025).

 

Dari bekas operasinya itu, ia harus membeli kantung kolostomi untuk menampung kotoran akibat usus besar Zaki yang rusak.

“Dulu saya beli di apotik harga satu-nya sekitar Rp 75 ribu. Dan itu satu hari ganti setiap hari. Tapi sekarang beli di online harganya Rp 200 ribuan dapat 10 pcs,” katanya.

 

Untuk biaya sehari-hari, Reni mengatakan, sang suami suka mencari belut dan ikan (ngadorang). Dari hasilnya itu, ia jual ke tetangga atau menjual melalui online.

“Tapi kalau dapatnya sedikit, saya jualnya sudah matang. Lumayan uang nya buat kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya. (art).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kemeriahan Gerak Jalan Unik di Desa Sindangwangi Pangandaran Momen HUT ke-80 Kemerdekaan RI

15 Agustus 2025 - 11:04 WIB

Tari Parigel 2025 di Pantai Batu Karas Pangandaran Kenalkan Wisata dengan Budaya Priangan Timur

6 Juli 2025 - 10:45 WIB

Car Free Night Citanduy Festival di Kota Banjar Meriahkan Hari Bhayangkara ke-79

6 Juli 2025 - 07:50 WIB

HUT ke-79 Bhayangkara, Habib Apresiasi Kinerja Polri Dalam Penyelamatan TPPO dan Ingatkan Netralitas

2 Juli 2025 - 12:45 WIB

Temuan BPK! HMI Menilai Kinerja Inspektorat Pangandaran Lemah Pengawasan Internal

23 Juni 2025 - 09:11 WIB

Trending di Headline