Menu

Mode Gelap
Budidaya Lobster Modern di Pangandaran Bangkit, Indonesia Berpeluang Kuasai Pasar Global Korban Banjir di Maruyungsari Pangandaran Alami Gejala Sakit, Puskesmas Padaherang Turun ke Lapangan SPPG Kedungwuluh Imbau Sekolah Waspada Dugaan Percobaan Sabotase Pemantapan Profesionalisme, Ratusan Notaris CIBAPA Ikuti Kegiatan Pembinaan di Pangandaran Soal Miras di Pangandaran, Pengusaha malam Sebut Moral Penting Tapi Jangan Abaikan Perut Rakyat Turis Asal Belanda Nikmati Nasi Goreng di Pantai Karapyak, Pangandaran

Daerah

Menderita penyakit Hirschsprung Disease, Bocah di Pangandaran Butuh Uluran Tangan 

badge-check


					Menderita penyakit Hirschsprung Disease, Bocah di Pangandaran Butuh Uluran Tangan  Perbesar

Pangandaran,LENSAPRIANGAN.COM -Seorang bocah bernama Zaki (10) di Pangandaran menderita penyakit hirschsprung disease. Karena penyakitnya itu, perut Zaki membesar dan harus menjalani operasi.

Reni, orang tua Zaki mengaku kesulitan dalam biaya pengobatan. Mengingat dirinya mempunyai tiga anak sementara sang suami tidak bekerja beberapa bulan terakhir.

 

Zaki merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, anak pertama duduk di bangku SMK sedangkan anak yang bontot masih berusia 3 tahun.

Karena itu, ia merasa kesulitan mencari biaya pengobatan. Terlebih dalam satu pekan dirinya harus bolak kontrol ke rumah sakit Margono Jawa Tengah.

 

Dalam satu kali kontrol saja, ia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 800 ribu. Biaya tersebut untuk ongkos sewa mobil dan sopir.

“Satu kali kontrol biayanya sekitar Rp 800 ribu. Sedangkan satu minggu harus dua kali kontrol. Duit dari mana? Suami sudah 2 bulan nganggur,” ucap Reni saat ditemui di kediamannya di RT 07/03 dusun Balater, Desa Sindangwangi, kecamatan Padaherang, Kabupaten Jawa Barat Rabu, (8/1/2025).

 

Dari bekas operasinya itu, ia harus membeli kantung kolostomi untuk menampung kotoran akibat usus besar Zaki yang rusak.

“Dulu saya beli di apotik harga satu-nya sekitar Rp 75 ribu. Dan itu satu hari ganti setiap hari. Tapi sekarang beli di online harganya Rp 200 ribuan dapat 10 pcs,” katanya.

 

Untuk biaya sehari-hari, Reni mengatakan, sang suami suka mencari belut dan ikan (ngadorang). Dari hasilnya itu, ia jual ke tetangga atau menjual melalui online.

“Tapi kalau dapatnya sedikit, saya jualnya sudah matang. Lumayan uang nya buat kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya. (art).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

PT Mitra Bisnis Keluarga Salurkan Bantuan CSR Alat Kesehatan di Pangandaran

15 Desember 2025 - 12:36 WIB

BPR BKPD Pangandaran Bersama PMI Gelar Kegiatan Donor Darah

14 Desember 2025 - 19:46 WIB

Budidaya Lobster Modern di Pangandaran Bangkit, Indonesia Berpeluang Kuasai Pasar Global

14 Desember 2025 - 12:58 WIB

Bersama Jamtani, Petani Muda Diperkuat Pemahaman Soal Gas Rumah Kaca di Pangandaran

9 Desember 2025 - 10:36 WIB

FGD Tim Ekspedisi Patriot dan Pemkab Simeulue Rumuskan Arah Baru Pengembangan Kawasan Transmigrasi

6 Desember 2025 - 22:57 WIB

Trending di Headline