LENSAPRIANGAN.COM – Budidaya lobster modern di Kabupaten Pangandaran Jawa Barat mulai menunjukkan geliat signifikan dan menjadi indikator penting perubahan peta persaingan lobster Indonesia di pasar global.
Salah satu penggerak utama kebangkitan ini adalah PT Cahaya Lobster Indonesia, perusahaan yang berlokasi di Dusun Cibenda, Desa Cibenda, Kecamatan Parigi.
Perusahaan yang bergerak di sektor perlobsteran ini sukses menerapkan teknologi dan sistem produksi modern untuk menjaga suplai lobster tetap stabil dan terukur.
Stabilitas produksi tersebut berdampak langsung pada perbaikan rantai pasok.
Distribusi menjadi lebih rapi, fluktuasi pasokan dapat ditekan, dan harga komoditas lobster di pasar menjadi lebih terkendali.
Kondisi ini turut mendorong peningkatan konsumsi di dalam negeri karena masyarakat kini bisa mengakses lobster dengan harga lebih terjangkau.
Bagi pelaku usaha, panen berkelanjutan memberikan kepastian pasokan yang selama ini menjadi tantangan utama industri lobster.
Keunggulan lain dari fasilitas budidaya ini adalah kelengkapan izin usaha yang dimiliki, sehingga membuka peluang ekspor langsung tanpa perantara.
Dengan permintaan pasar luar negeri yang terus meningkat, khususnya dari kawasan Asia Timur, keberadaan fasilitas budidaya modern di Pangandaran menjadi angin segar bagi industri perlobsteran nasional, termasuk bagi nelayan penangkap benih lobster.
Di tingkat operasional, penerapan standar budidaya yang ketat menjadi kunci keberhasilan.
Viktorinus, karyawan teknis PT Cahaya Lobster Indonesia, menegaskan bahwa kualitas air merupakan faktor paling krusial dalam budidaya lobster.
“Kadar garam, pH, dan oksigen harus stabil. Lobster hanya berkembang optimal dalam kondisi air tertentu. Yang sakit langsung kami karantina,” ujarnya, Minggu (14/12/2025).
Didukung melimpahnya benih lobster dari perairan Pangandaran, para pembudidaya melihat momentum besar untuk meningkatkan produksi nasional.
Aep Saefullah, pembudidaya lokal, menilai Indonesia seharusnya tidak lagi hanya berperan sebagai pemasok benih bagi negara lain.
“Ketersediaan benih sangat melimpah. Jangan terus mengalir ke Vietnam. Dengan budidaya modern, kita bisa merebut kembali pasar dunia,” tegas Aep.
Dampak positif juga dirasakan langsung oleh nelayan setempat.
Dayat, nelayan lobster asal Pangandaran, menyebut keberadaan unit budidaya modern ini sebagai titik balik bagi ekonomi nelayan.
“Unit budidaya seperti ini sangat membantu ekonomi kami. Semoga ke depan jumlahnya bisa terus bertambah,” katanya. ***






