LENSAPRIANGAN.COM – Pilkada 2024, Arief Hikmawan (26) atau putra bupati bungsu Pangandaran resmi mendaftarkan diri ke DPC PDI Perjuangan Pangandaran.
Arief baru lulusan sarjana politik, ia salah satu pendaftar termuda di antara 8 pendaftar bakal calon Bupati Pangandaran di PDI Perjuangan.
Setelah mendaftar, banyak warga yang mengatakan kepemipinan di Pangandaran ini adalah sebuah dinasti.
Sebab, Arief adalah putra bungsu Jeje Wiradinata yang berpotensi meneruskan kepimpinannya.
Menanggapi ocehan kepimpinan dinasti, Arief membantah pernyataan itu, ia menyebut hanya ingin memperjuangkan aspirasi masyarakat.
“Saya mendaftarkan diri tentu ada indikatornya yaitu atas izin masyarakat. Tentu, indikator itu adalah sebagai kepastian publik dalam memperjuangkan aspirasi,” ujar Arief di ruangan kantor DPC PDIP Pangandaran beberapa hari lalu.
Menurutnya, hal tersebut sebagai indikator pertama yang menjadinya memberanikan diri nyalon Bupati daftar ke DPC PDI Perjuangan.
“Ya, meskipun secara keputusan itu berada di DPP. Apakah, indikator survei dan sebagainya memenuhi atau seperti apa, itu diserahkan ke DPP,” katanya.
Arief mengklaim, aspirasi yang datang itu berasal dari sejumlah masyarakat dari 10 Kecamatan di Kabupaten Pangandaran.
“Masyarakat, ingin diperjuangkan aspirasinya karena berkaitan dengan kesejahteraan,” ucap Arief.
Jika dianggap dinasti di kepemimpinan pemerintahan Kabupaten Pangandaran, justru Ia menanyakan dinasti tersebut dimana.
“Karena, pemilihan itu dilaksanakan secara langsung. Artinya, dipilih langsung oleh masyarakat. Artinya, diuji oleh masyarakat.”
“Kalau dianggap dinasti itu, terkecuali masyarakat tidak dilibatkan secara langsung dalam pemilihan,” ujarnya.
Calon kepala daerah itu, lanjut Ia, tidak dipilih secara langsung. Jika dipilih langsung, itu baru dianggap dinasti.
“Tapi kan, tidak mungkin karena kita negara demokrasi,” kata Arief.
Sementara, Ia daftar ke DPC PDI Perjuangan untuk menyalon Bupati Pangandaran itu tentu dikembalikan lagi ke DPP.
“Apakah saya layak atau tidak, indikator itu keputusannya ada di DPP. Justru, PDI membuka ruang kepada siapapun. Dengan gagasan dan sebagainya, itu terbuka dan tidak ada sepeserpun untuk biaya daftar,” ucapnya.
Menurutnya, hal tersebut tinggal tergantung masyarakat. Karena, yang penting semua masyarakat berhak untuk memperjuangkan Pangandaran kedepan.
“Tentu, setiap orang punya caranya masing – masing. Tapi, ketika saya punya niat seperti itu (Nyalon ), jangan dipersoalkan. Kecuali jika saya dipilihnya hasil tunjukkan, itu kan baru nepotisme,” kata Arief.
Pada intinya, menurut Arief, pendaftaran sebagai bakal calon Bupati Pangandaran itu tidak menjadi indikator dinasti.
“Karena, kita negara yang demokrasi. Maka, saya buka ruang publik apa saja yang harus disampaikan dan diperjuangkan,” ujarnya.