Menu

Mode Gelap
Turis Asal Belanda Nikmati Nasi Goreng di Pantai Karapyak, Pangandaran Viral! Pangandaran Darurat MIRAS dan Tempat Hiburan Malam Ilegal HEBOH! Warga di Pangandaran Dikagetkan Bola Api Meluncur di Langit Keindahan Pantai Karapyak Pangandaran Dikotori Banyak Sampah Perjuangan Perangkat Desa di Pangandaran, Penghasilan Masih Dibawah UMR Tari Parigel 2025 di Pantai Batu Karas Pangandaran Kenalkan Wisata dengan Budaya Priangan Timur

Daerah

Mitos Dibalik Kampung Sapuangin Pangandaran yang Harus Diketahui 

badge-check


					Poto: Tokoh masyarakat dusun Sapuangin, Sarnyo Perbesar

Poto: Tokoh masyarakat dusun Sapuangin, Sarnyo

Pangandaran,LENSAPRIANGAN.COM – Tokoh masyarakat di dusun Sapuangin Desa Karangsari, kecamatan Padaherang, kabupaten Pangandaran Jawa Barat, Sarnyo mengungkapkan kultur budaya di kampungnya sangat kental.

Budaya itu hingga saat ini masih dilestarikan di tiga kampung. Yakni, kampung Sarongge, Sapuangin, dan Cimadang.

 

“Memang budaya di Sapuangin masih kental. Budaya leluhur seperti pemakoman dan situs-situs patilasan orang dulu masih suka di kasih sesaji,” kata Sarnyo diwawancarai wartawan dikediamannya Sabtu, (14/9/2024).

 

Selain itu, Pada kegiatan maulid Nabi, masyarakat sekitar diharuskan mengunjungi pemakaman leluhur terlebih dulu. Begitupun pada bulan Muharram.

Pada bulan Muharram, Masyarakat menggelar perayaan dan berkumpul di lokasi jalan desa. Mereka membuat nasi tumpeng dari rumah untuk persembahan kepada leluhurnya.

Hal itu dilakukan mengingat adat budaya di wilayah tersebut masih dipakai.

 

“Disini kalau bulan Muharram di jalanan penuh semua. Masyarakat membawa nasi tumpeng untuk persembahan kepada leluhur,” kata dia.

Kebiasaan lain yang sering dilakukan masyarakat yakni membakar kemenyan saat akan mengambil padi dari ladang.

 

Uniknya, padi pertama yang akan dijadikan beras harus digiling menggunakan alat tradisional lisung.

Tak hanya it, Di wilayah tersebut juga melarang keras bekerja diatas pukul 11:00 WIB.

 

Menurutnya, di waktu itu seharusnya tidak ada aktivitas apapun. Konon, jika kebiasaan itu diabaikan maka akan berdampak buruk kepada orang tersebut.

Biasanya orang itu akan jatuh sakit yang tak bisa di obati secara medis.

“Orang yang terkena dampak itu harus berobat ke orang pintar, nah setelah itu baru ke medis,” ucapnya.

 

Kemudian, Sarnyo menceritakan kejadian aneh beberapa waktu kebelakang. Pada saat itu seorang pekerja proyek pembangunan instalasi pengolahan air kedapati sekor ikan gabus di selokan dekat lokasi dirinya bekerja.

Para pekerja proyek itu menangkap ikan gabus tersebut. Padahal pekerja proyek hanya berniat memindahkanya dari selokan ke bak air.

 

Namun, tak lama kemudian mereka terserang penyakit gatal di sekujur tubuhnya.

 

“Sesudahnya orang tersebut nemuin bogo (ikan gabus) langsung gatal. Pengobatannya alami pakai Uyah (garam) tapi garam yang krosok,” kata Sarnyo. (art).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Turis Asal Belanda Nikmati Nasi Goreng di Pantai Karapyak, Pangandaran

10 Oktober 2025 - 14:31 WIB

Viral! Pangandaran Darurat MIRAS dan Tempat Hiburan Malam Ilegal

10 Oktober 2025 - 13:15 WIB

Penanganan Medis Jadi Sorotan, RSUD Pandega Pangandaran Sampaikan Klarifikasi

9 Oktober 2025 - 15:43 WIB

HEBOH! Warga di Pangandaran Dikagetkan Bola Api Meluncur di Langit

7 Oktober 2025 - 18:42 WIB

Karang Taruna Bina Remaja Desa Sindangwangi di Pangandaran Gelar Road Show Edukasi Bahaya Narkoba dan Kriminalitas

5 Oktober 2025 - 15:06 WIB

Trending di Daerah