LENSAPRIANGAN.COM – Menjelang idul adha, Dinas pertanian Kabupaten Pangandaran Jawa Barat melakukan Pengawasan dan pengendalian hewan qurban senin, (10/6/2024).
Kepala Dinas Pertanian, Yadi menyebut, pihaknya melakukan pengawasan di 4 kecamatan selama dua pekan lalu. Kini masih berlangsung.
Empat kecamatan yang sudah dilakukan pengecekan diantaranya, kecamatan Cimerak, Cijulang, Mangunjaya dan Padaherang.
“jumlah hewan yang sudah kami periksa untuk sapi ada 1479 ekor, kemudian kambing 700 ekor dan domba 1377 ekor,” katanya saat di wawancarai wartawan di lokasi kandang Wonoharjo Pangandaran.
Yadi memastikan ribuan hewan tersebut layak dijadikan hewan qurban sebab, sudah dilakukan pengecekan oleh 20 petugas yang didampingi dokter hewan.
Indikator layak menurut Yadi, di lokasi kandang penjualan harus ada SKH (Surat Kelayakan Hewan) yang dikeluarkan dari dokter hewan.
Ia pun menjelaskan, syarat layak lainnya yakni sudah cukup umur. Hal itu Itu bisa dilihat dari gigi hewan tersebut.
Kemudian harus jantan sebab, jika betina di khawatirkan populasi hewan tersebut bisa punah. Terkecuali betina tersebut sudah tidak produktif.
“Makanya harus yang jantan kalo betina produktif itu tidak boleh,” jelasnya.
Senada dengan Kabid peternakan Deni Rahmat, ia menyatakan hewan qurban di pangandaran dipastikan kondisinya sehat serta tidak ada penyakit yang terlalu berat.
“Karena petugas kami (para medis) sudah ada di seluruh Kecamatan. Dan secara rutin dokter hewan meminta laporan untuk pengobatan yang telah dilaksanakan,” ungkapnya.
Ia juga menyebut, Secara laporan data yang dirinya amati tidak ada penyakit yang menular yang diperjual belikan.
Sebab, jika terdapat penyakit yang menular dari salah satu ekor akan berdampak kepada populasi yang lain.
“Penjual dan si peternaknya sudah cukup selektif. Karena tentu itu akan mempengaruhi tingkat penjualanya jika ada salah satu hewan yang sakit,” katanya.
Menurutnya, para peternak hari ini sudah cukup pintar mengurusi hewan yang terindikasi sakit. Biasanya kata dia, para peternak melakukan isolasi atau karantina secara mandiri.
“Dan nantinya para peternak meminta bantuan kepada kami (petugas medis) untuk melakukan pengecekan baik diberikan vitamin dan antibiotik lainya,” kata dia. (art).