Banjar, LENSAPRIANGAN.COM – Perhelatan Pilkada di Kota Banjar sudah memasuki tahapan verifikasi berkas pasangan calon. Namun kini sudah mulai tercium aroma kurang sedap yang mengarah kepada salah satu pasangan calon.
Pasalnya adanya oknum yang memiliki posisi strategis di institusi pengelola zakat infaq dan sodaqoh. Dari sejumlah bukti yang dihimpun, oknum tersebut merupakan salah satu komisioner di BAZNAS Kota Banjar.
“Hasil analisa kami, karena jabatan yang melekat kepada RS (komisioner BAZNAS) yang sekarang ini menunjukan keberpihakan secara terbuka kepada salah satu calon dapat diduga kuat beliau menyalahagunakan keweangannya untuk memenangkan paslon tertentu,” kata Aan Setiana, Ketua Gerakan Pemuda Islam (GPI) Kota Banjar, Senin (2/09/2024).
Ia mengaku, sangat kecewa dengan hal tersebut. Betapa tidak, dana umat yang dikelola BAZNAS itu cukup besar dan merupakan amanat dari kaum muslim di Banjar untuk diberikan kepada yang berhak sesuai dengan asnaf.
Oleh sebab itu, pihaknya merasa prihatin dengan adanya ulah oknum tersebut.
“Jika memang dana umat itu digunakan untuk pemenangan calon sungguh sangat biadab. Dan, kami sangat mengutuk keras,” tandasnya.
Padahal dia mengaku pada tahun 2020 lalu dirinya pernah memperingatkan BAZNAS pada salah satu program yang penerimanya saat itu pondok pesantren.
Program yang diberikan berupa bantuan alat untuk usaha isi ulang air minum. Aan menganggap alat itu nilainya terlalu mahal. Kemudian pihaknya sempat berkomunikasi dan akhirnya program tersebut tidak dilanjutkan.
“Kami ingin pengelolaan dana umat tersebut dilakukan sebaik mungkin. Jangan sampai dijadikan bahan keuntungan bagi sebagian pihak dan golongan. Karena sejatina dana tersebut tidak boleh dopermainkan,” katanya
Terpisah, komisioner BAZNAS Kota Banjar Ruswa Sumarna menyangkal tuduhan tersebut. Kata Ruswa, dirinya datang dalam kegiatan dari salah satu paslon itu mengatasnamakan pribadi bukan komisioner BAZNAS.
“Itu atas nama pribadi. Saya kan punya hak pilih masa semuanya saya pilih,” kata Ruswa (Red)